nama lain tempat duduk umat dalam gereja
TataCara Beribadah dalam Aama Katolik. Cara beribadah agama Katolik. Ada dua denominasi Kristen yang terkenal di Indonesia, yakni Protestan dan Kristen. Keduanya pun punya penganut yang begitu banyak. Meski sama-sama mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan, namun ada beberapa perbedaan di antara keduanya.
Tapiuntuk menjawab pertanyaannya, ya boleh saja. Malah beberapa gereja di Amerika dan Eropa dipinjamkan [ 1] ke umat beragama lain untuk ibadahnya. Biasa saja kok. Anda bukan Kristen, mau masuk gereja dan berdoa kepada 'Tuhannya orang Kresten.' ya monggo. Mau sekalian ikutan ngopi dan ngemil mendoan juga boleh. kok.
RomoDeshi Ramadhani, SJ, dosen STF Driyarkara dan sekaligus rektor Kolese Hermanum menunjuk tiga hal yang membuat umat Katolik meninggalkan Gereja. Pertama, khotbah. Seringkali khotbah para imam tidak menarik. Namun dikatakan oleh Romo Deshi bahwa sebenarnya khotbah bukan menjadi unsur penting dalam sebuah perayaan ekaristi.
1 Ini adalah nama-nama orang-orang shalih dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka meninggal dunia, setan membisikkan kepada kaumnya agar mereka membuat patung orang-orang shalih tersebut di tempat-tempat duduk mereka, dan agar memberinya nama sesuai dengan nama-nama mereka. Maka mereka pun melakukan perintah setan tersebut.
Elim Tempat ini dikenal sebagai tempat istirahat dari bangsa Israel dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian setelah melewati Marah. Seperti yang tertulis di dalam Alkitab (Kel 15:27); (Bil 33:9). Setelah mereka meninggalkan Marah maka tibalah mereka di suatu tempat yang bernama Elim di mana terdapat 12 mata air dan 70 pohon kurma.
Wo Kann Ich Reiche Männer Kennenlernen. a. Tentang gereja Menurut Suryanugraha 2006 9-10 istilah “gereja” diturunkan dari bahasa Portugis “igreja”. Gereja dipahami dalam dua makna, yakni sebagai 1 umat atau komunitas kristiani, disebut “gereja tak berdinding” atau jemaat Latin populus congregatus; Inggris congregation, dan 2 gedung atau rumah ibadat orang kristiani, disebut “gereja berdinding” atau ruang/ tempat liturgis Inggris liturgical space. Gereja berdinding atau ruang liturgi merupakan ruang khusus untuk keperluan merayakan liturgi dan memungkinkan peran serta jemaat dalam perayaan itu. b. Gedung gereja melambangkan umatnya Simbol jemaat atau umat beriman yang berhimpun merupakan simbol terpenting di antara simbol-simbol liturgis lainnya. Maka, yang menjadi acuan dalam merancang pembangunan gedung gereja sebagai tempat liturgis adalah jemaat dan liturginya. Ibaratnya, tempat liturgis itu menjadi “kulit” bagi kegiatan liturgis. Orang Kristiani perdana sering rumah umat kristiani. Gedung gereja yang dibangun itu, merupakan tanda yang terlihat dari gereja yang hidup, bangunan milik Allah, yang terbentuk dari umat kristiani sendiri Suryanugraha, 2006 10. Pembangunan gedung gereja hendaknya diawali dengan merumuskan dahulu siapa dan bagaimana jati diri umatnya. Gedung gereja di suatu tempat dengan cita rasa budayanya hendaknya mencerminkan jati diri umat setempat Suryanugraha, 2006 12. Secara historis, gereja meniru dan menggabungkan tiga tempat dimana orang Yahudi biasa melaksanakan kegiatan religius, yaitu 1 sinagoga, tempat studi dan kumpul; 2 bait Allah, tempat kurban; dan 3 rumah keluarga, tempat perjamuan dan doa; menjadi satu tempat untuk kegiatan liturgis gereja, yang secara khusus dalam Katolik disebut Perayaan Ekaristi Suryanugraha, 2006 12. Menurut Neufert 2002 243, dulunya gereja Katolik merupakan rumah suci yang digunakan untuk melayani Tuhan. Rakyat yang datang ke gereja hanya berada di halaman depan saja karena gereja merupakan bangunan yang sakral. Pada perkembangan berikutnya barulah rakyat bisa masuk ke dalam gedung gereja. c. Beberapa gaya bangunan gereja Dari abad ke abad gereja juga menyatakan diri melalui gaya-gaya bangunan gereja-gerejanya, antara lain basilika mulai abad III, romans abad VIII, gotik abad XI, barok, rokoko, neoklasik abad XVI, modern abad XX, dan sebagainya. Ada pula gaya tradisional dan gaya yang mengawinkan konsep tradisional dengan Eropa, termasuk di Indonesia. meskipun sesungguhnya banyak yang baru pada taraf adaptasi, akulturasi atau sekedar mempertemukan dan saling menempelkan dua unsur budaya saja Suryanugraha, 2006 13. Gambar 3. Berbagai Gaya Arsitektur Gereja Sumber Suryanugraha, 2006 13-14 d. Bagian-bagian gedung gereja Bangunan gereja dibagi menjadi dua bagian 1 bagian untuk imam, para klerus, biasa disebut panti imam atau ruang altar Inggris sanctuary = bagian dari gereja, tempat altar berada. Karena bagian ini dianggap bagian tersuci, maka penampilannya dibedakan dari bagian lain dalam gereja, baik dengan cara membuatnya lebih tinggi atau lebih indah interior dan ornamentasinya. Di sanalah tempat perabot liturgis utama ditata dan para pelayan liturgis beraksi. Tidak sembarang orang boleh berada di panti imam. 2 Bagian untuk umat Inggris nave = bagian tengah dari ruang gereja, terbentang dari pintu masuk hingga batas panti imam. Dari sinilah jemaat mengikuti perayaan liturgis, dan biasanya tersedia kursi atau bangku untuk Gambar 4. Denah Gereja Katolik Sumber Neufert, 2002 243 e. Ruangan di dalam gereja Windhu, 1997 13-25 1 Panti imam, adalah tempat imam memimpin perayaan liturgi. Di panti ini terdapat altar, kredens, mimbar, dan tempat duduk imam serta para pembantu imam sedilia. 2 Sakristi, adalah tempat persiapan imam dan pembantunya sebelum keluar menuju ke altar. Letaknya biasa di samping atau dibelakang panti imam yang dibatasi dengan tembok dan dihubungkan satu atau dua pintu. 3 Panti umat, adalah tempat bangku atau kursi untuk umat. Tempat duduk bangku biasanya punya tempat untuk berlutut. 4 Tempat koor, adalah tempat khusus bagi para petugas yang membawakan lagu-lagu selama perayaan liturgi atau Ekaristi. Dahulu biasanya di balkon, namun sekarang ada yang di samping kiri atau kanan 5 Kamar pengakuan, adalah adalah tempat untuk menerima Sakramen Tobat secara pribadi. Kamar pengakuan dibagi menjadi dua satu ruangan untuk imam dan satunya lagi untuk orang yang akan mengaku dosa. Kedua kamar dibatasi sekat dengan lubang untuk berkomunikasi. 6 Balkon atau loteng, adalah tempat/ ruang atas di bagian depan gereja. Balkon dahulu dimaksudkan sebagai tempat koor, namun kini dipakai pula untuk tempat duduk umat. Dari balkon ini pula lonceng gereja dibunyikan. 7 Menara gereja, adalah tempat untuk menggantungkan lonceng. Menara ini ada yang menjadi satu dengan bangunan gereja, namun ada juga yang terpisah di samping kanan atau kiri gereja. 8 Pastoran, adalah tempat tinggal pastor, biasanya tidak jauh dari atau bahkan menjadi satu kompleks dengan bangunan gereja. 9 Sekretariat paroki, adalah tempat segala urusan administrasi paroki, arsip dan dokumen-dokumen paroki. Biasanya terletak dekat pastoran. 10Panti paroki, adalah tempat berbagai pertemuan dan kegiatan lain dari umat paroki. f. Perlengkapan di dalam gereja Windhu, 1997 13-25 1 Altar, adalah meja besar untuk mengadakan Perayaan Ekaristi dan kegiatan liturgi yang lain perayaan 6 sakramen yang lain. Di atas altar diletakkan semua buku liturgi yang dibutuhkan, bahan persembahan roti dan anggur bila akan diadakan Ekaristi, salib, lilin dan terkadang karangan bunga. Altar harus lebih tinggi dari panti umat, alasan perayaan. Menurut Neufert 2002 243 altar merupakan jantung dari gereja. 2 Mimbar atau ambo adalah tempat mengadakan ibadat sabda bacaan dari Kitab Perjanjian Lama, Injil dan surat-surat para rasul atau epistola, berkotbah, pembacaan mazmur, pembacaan doa umat, dan pengumuman. 3 Sedilia, adalah tempat duduk imam dan para pembantunya para prodiakon paroki, misdinar, dan konselebran. 4 Kredens, adalah meja kecil yang diletakkan di panti imam. Diatas kredens ditaruh piala, purificatorium, palla, korporal, patena, sibori, piksis, monstrans, ampul berisi air dan anggur, serta lavabo. 5 Tabernakel, adalah semacam lemari kecil untuk menyimpan Sakramen Mahakudus. Biasanya Sakramen Mahakudus sudah dimasukkan dalam sibori yang ditundungi kain putih atau kuning keemasan. Maksud tabernakel adalah 1 untuk menyimpan hosti kudus yang tidak habis dibagikan pada umat waktu Ekaristi, 2 agar imam atau orang yang ditugaskan bisa mengambil dari persediaan yang ada untuk dikirimkan kepada orang sakit. Tabernakel artinya “kemah”, yakni tempat Tuhan Yesus sendiri bersemayam. Maka umat perlu memberi penghormatan terhadap tabernakel dengan berlutut. 6 Lampu Tuhan/ Lampu Suci, adalah lampu merah yang terus menyala di dekat tabernakel sebagai tanda bahwa dalam tabernakel disimpan 7 Salib, ada yang diletakkan di atas meja altar atau dipasang di dekat altar. Ada pula salib besar di bagian dinding belakang altar. 8 Patung Yesus, ukurannya harus cukup besar agar terlihat umat, bisaanya diletakkan di samping kanan altar. 9 Patung Maria, ukurannnya juga besar, dan disekitar peletakkannya disediakan tempat bagi umat yang ingin mempersembahkan lilin. 10Gambar/ relief jalan salib, biasanya dipasang pada dinding-dinding gereja. 11Patung Santo/ Santa pelindung gereja, biasanya diletakkan di depan gereja. Terkadang gambar Santo/ Santa ini diwujudkan dalam lukisan pada dinding kaca di bagian depan gereja. 12Portal atau gerbang, adalah bagian depan gereja yang biasanya terdapat sekat pembatas agar umat yang sedanng mengikuti perayaan liturgi tidak terlihat dari luar. 13Tempat air suci, adalah bejana kecil di kanan dan kiri pintu depan gereja. 14Orgel/ organ, adalah alat musik untuk mengiringi upacara liturgi, biasa ditempatkan di tempat balkon atau di tempat korr dekat altar. 15Gong dan bel, adalah alat musik yang dipakai untuk memberi tanda konsekrasi, untuk menciptakan suasana hening, khusyuk dan penuh perhatian. 16Lonceng atau genta, adalah alat bunyi yang dipasang di menara, digunakan untuk mengundang umat mengadakan ibadat, dan mengiringi ibadat sebagai tanda kegembiraan. 18Bejana permandian, adalah tempat air untuk membaptis, biasanya berada dekat pintu masuk depan gereja. Terkadang bisa berupa kolam. 19Papan pengumuman, adalah tempat untuk menempelkan berita paroki dan pengumuman lain. g. Prinsip pembentukan ruang liturgi Martasudjita, 1998 8-56 1 Prinsip kesatuan tata ruang liturgi haruslah mencerminkan kesatuan umat Allah sebagai tubuh Kristus. Secara praktis hal ini berarti tata ruang Ekaristi harus memungkinkan terjadinya kebersamaan dan kesatuan umat. 2 Prinsip fungsi dan peran serta tata ruang harus memperhatikan aneka fungsi dan tindakan yang dilakukan dalam rangka perayaan liturgis. Tata ruang juga harus memungkinkan partisipasi aktif seluruh umat beriman. 3 Prinsip simbolisme tata ruang liturgi harus mampu membawa umat kepada realitas Ilahi dan martabat agung dari perayaan liturgi. Secara umum, urutan ibadah dalam Gereja Katolik yaitu 1 ritus pembuka, 2 liturgi sabda, 3 liturgi Ekarsiti, 4 ritus penutup.
GEREJA SANTA ODILIA – CITRA RAYA TUGAS POKOK TATA LAKSANA KETENTUAN UMUM PROSEDUR TUGAS TATA LAKSANA Penjelasan I. TUGAS POKOK TATA LAKSANA Membantu dan mengarahkan umat yang hadir untuk menempati tempat duduk. Menjaga agar misa berjalan dengan tertib, lancar dan aman. Mengedarkan dan mengumpulkan kembali kantong kolekte pada waktu persembahan. Mengatur umat agar tertib pada waktu penerimaan komuni. II. KETENTUAN UMUM Setiap lingkungan mendapat tugas Tata Laksana secara periodik dan bergiliran, sesuai jadwal yang dibuat oleh Seksi Liturgi. Pada misa khusus atau misa besar tugas Tata Laksana dilakukan oleh wilayah atau gabungan beberapa lingkungan, atau Komponen Gereja/Kelompok Kategorial. Petugas Tata Laksana adalah pria/wanita dewasa dan remaja, dengan usia minimum 15 tahun. kecuali misa khusus anak-anak Petugas berpakaian sopan dan rapi, dianjurkan memakai seragam atas putih bawah hitam/gelap, atau seragam khusus dari Lingkungan masing-masing/kelompok kategorial, dan dihimbau untuk memakai sepatu, jangan memakai sandal. Jumlah petugas pada setiap kali misa hendaknya mencukupi, minimal 12 orang Petugas harus hadir lebih awal, + 30 menit sebelum misa dimulai Pada waktu bertugas, agar ditentukan seorang sebagai koordinator Tata Laksana, Boleh ketua lingkungan, seksi liturgi Lingkungan atau orang lain yang ditunjuk Sesuai kesepakatan. Koordinator Tata Laksana mengatur penempatan lokasi masing-masing petugas, memberikan arahan tugas, dan mengkoordinir petugas agar Tugas Pokok Tata Laksana bisa berjalan dengan baik. Petugas menempati lokasi-lokasi yang telah ditentukan oleh koordinator, dan dihimbau untuk tidak berdiri berjajar di belakang deretan bangku paling belakang. Meminta umat untuk mematuhi beberapa himbauan/peringatan/panduan yang dipasang diseputar gereja. misal matikan handphone, meminta anak-anak tidak berlarian dll Petugas agar menempati duduk yang khusus yang telah disediakan kiri kanan dan belakang ketika Misa sudah dimulai. Menyiapkan petugas untuk komentator sebelum misa dimulai dilaksanakan 5 menit sebelum dimulai Misa III. PROSEDUR TUGAS TATA LAKSANA A. SEBELUM MISA Persiapan – Mengenakan tanda petugas badge yang sudah disediakan. Sesuaikan dengan warna liturgi bila sudah tersedia – Mengambil kantong kolekte dari tempat penyimpanan, dan menyiapkan kantong secara berpasangan warna merah & Maroon dan yakinkan bahwa kantong dalam kondisi baik tidak bolong. – Mendistribusikan kantong kolekte ke tiap kelompok tempat duduk termasuk juga diatas, samping kiri kanan pada hari besar Membantu dan mengarahkan umat ke tempat duduk – Pada setiap pintu masuk, 1-2 orang petugas menyambut umat yang hadir dengan senyum ramah dan sopan dihimbau untuk menyapa umat, sambil mempersilahkan/mengarahkan umat menuju ke deretan tempat duduk yang masih kosong dari bagian depan. – Petugas yang lain berdiri di koridor, lorong antara deretan tempat duduk, untuk membantu dan mengarahkan umat mencari tempat duduk yang kosong. – Petugas mengatur agar satu deretan tempat duduk berisi maksimal 7 orang. Apabila tempat duduk sudah penuh maka petugas memberitahu kepada petugas di pintu agar umat jangan lagi diarahkan ke lokasi tersebut. – Secara umum prioritas umat agar diarahkan memenuhi tempat duduk di dalam gereja penuhi dari kursi depan, apabila tidak mencukupi maka diarahkan ke tempat yang tersedia lantai 2 atau kiri kanan gereja dengan tetap menjaga ketertiban. – Prioritas juga diberikan kepada umat lansia dan penyandang cacat agar bisa mendapatkan tempat duduk yang baik. B. SELAMA MISA BERLANGSUNG Mengarahkan umat yang datang terlambat Jika ada umat yang datang terlambat, petugas yang berdiri di pintu masuk mengarahkan dan membimbing umat untuk mendapatkan tempat duduk dan usahakan jangan mengganggu jalannya misa atau umat lain. Petugas membimbing umat untuk masuk dari koridor samping belakang jangan dari koridor tengah/depan altar untuk diarahkan ke ruang atas, karena akan menggangu kekhidmatan misa. Apabila sudah memasuki bacaan Injil Maka umat yang terlambat tidak perlu dibimbing lagi, hal ini untuk memberikan edukasi agar umat tidak datang terlambat. Berikan informasi apabila tempat duduk sudah penuh. Menjaga ketertiban dan kekhidmatan misa Selama misa berlangsung, apabila dirasakan ada anak- anak yang mengganggu kekhidmatan misa, terutama yang berada diluar gedung gereja, misalnya berlari-lari an, membawa mainan atau makanan yang mengganggu, maka petugas berhak untuk mengingatkan, dan jika terpaksa harus menegur orang tuanya, maka hendaknya dilakukan dengan baik dan sopan. Membantu umat yang membutuhkan pertolongan kesehatan darurat, dan mengantarkan ke klinik kesehatan di gedung Damian C. SAAT PERSEMBAHAN Pada waktu persembahan, petugas menjalankan/mengedarkan kantong kolekte. Petugas berdiri di koridor samping, jangan di koridor tengah/depan altar dengan tujuan agar tidak mengganggu kekhidmatan misa ataupun prosesi persembahan. Sementara kolekte berlangsung, Para petugas yang ditunjuk mengantarkan persembahan agar bersiap-siap dibelakang yang akan dibantu oleh putri sakristi note kotak diisi oleh petugas tatalaksana dan umat Berjalan ke altar bersama dengan putra altar dan kembali dengan tangan di depan dada, berjalan tegap tidak tergesa-gesa. Masukkan kantong kolekte yang sudah terisi ke dalam keranjang penampungan, dan tutuplah keranjang penampungan setelah semua kantong terkumpul. Keranjang penampungan yang sudah terisi uang persembahan, diantar oleh 4 petugas dengan berjalan tegap tidak tergesa-gesa ke depan altar dengan satu tangan di depan dada, sesampai didepan altar bungkukkan badan dengan penuh hormat ke altar secara bersamaan dan letakan di depan mimbar lektor & pemazmur dan kembali ke depan altar dan membungkukkan badan kembali secara bersamaan dan kembali kebelakang dengan didahului oleh petugas yang berada ditengah dengan tertib berbaris dengan kedua tangan berada di depan dadasikap tangan tertutup seperti berdoa. contoh sikap akan diberikan oleh “sie tatalaksana” SAAT KOMUNI Untuk titik komuni diluar gereja, prodiakon dijemput dengan cara menunggu di dekat pintu, tidak perlu menjemput sampai ke dekat altar, kemudian mengantar prodiakon sampai ke titik pembagian komuni yang telah di tentukan, prioritaskan untuk tempat yang jauh terlebih dahulu misalkan ruang atas, kemudian samping kiri dan kanan gereja Petugas didalam gereja maupun diluar gereja mengatur umat dalam barisan yang rapi dan bergiliran agar penerimaan komuni berjalan dengan tertib dan lancar. Prioritaskan umat yang menggunakan kursi roda atau penyandang cacat lainnya yang tidak bisa mengantri, dengan memberitahukan ke prodiakon. Apabila prodiakon sudah selesai memberikan komuni di satu titik, dan di tempat lain masih ada yang belum selesai, maka petugas mengarahkan prodiakon untuk membantu di titik lain yang antrian umatnya masih cukup panjang. SESUDAH MISA Memeriksa bangku-bangku, jika ada barang milik umat yang tertinggal maka barang tersebut dititipkan di sekretariat gereja untuk diurus lebih lanjut. Jika gereja masih banyak umat dan dipandang perlu, maka petugas boleh mengumumkan melalui pengeras suara. Mengambil kotak kolekte kayu di altar, dan menyatukan isi persembahan dengan isi kantong kolekte lainnya untuk dibawa ke ruangan yang telah disediakan untuk dihitung jumlahnya dan diserahkan ke bendahara gereja. Mengumpulkan kantong kolekte untuk dikembalikan ketempat yang telah disediakan untuk disimapan kembali untuk persiapan misa berikutnya Kembalikan tanda petugas badge dan kumpulkan di tempat yang sudah disediakan. Membantu mengembalikan kursi/bangku plastik yang dipergunakan umat ke tempat semula.
nama lain tempat duduk umat dalam gereja